Jakarta – Siapa sangka, Atta Halilintar seorang YouTuber terkenal di Indonesia dengan lebih dari 29 juta subscriber ini, ternyata dulunya merupakan seorang pedagang.
Hal itu diakui langsung oleh Atta Halilintar saat berbincang bersama Haji Faisal, Dewi Suharti, dan Thoriq Halilintar. Atta Halilintar mengaku, bahwa sejak dulu dirinya bersama Thoriq Halilintar kerap diajak oleh sang ayah untuk berjualan ke pasar bahkan berjualan di lampu merah.
“Ternyata didikan orang minang gitu yah. Aku juga dari dulu sama Thoriq suka diajak ke pasar berjualan,” ucap Atta Halilintar.
Diakui Atta Halilintar bahwa semasa kecil, ia diberi pendidikan oleh ayahnya hingga mentalnya luar bisa seperti sekarang. Sampai-sampai, saat bersekolah pun, dirinya tidak diberikan uang jajan sama sekali.
“Jadi kita ke sekolah tuh gak di kasih jajan, sama sekali. Kalau mau apa apa harus pake uang sendiri,” ujar Atta Halilintar.
Namun, hal tersebut diakui Atta Halilintar sebagai salah satu metode didikan terbaik orang tua kepada anaknya.
Atta Halilintar pun mengakui bahwa berkat ajaran seperti itu, mentalnya terbentuk untuk bisa hidup mandiri tanpa harus menyusahkan orang tua.
“Dari situ, jadi kita mentalnya itu adalah nyari kerja, nyari apa yang bisa dikerjain dan menghasilkan uang,” ucap Atta Halilintar.
Sepanjang perjalanan kisah Atta Halilintar sebelum menjadi YouTubers terkenal, dirinya bekerja sebagai pekerja serabutan, dengan berjualan apa saja yang bisa menghasilkan uang.
“Pertama aku tuh pedagang, aku berjualan absurd, apa saja aku coba, mulai dari makanan, pakaian,” ujar Atta Halilintar.
Kariernya di dunia media Maya, bermula saat dirinya jualan handphone.
Kala itu, Atta Halilintar kerap membuat artikel tentang handphone, yang bertujuan untuk pembaca artikel tersebut membeli handphone di tokonya berjualan.
“Aku jualan handphone, bikin artikel tentang handphone yang aku jual. Nanti di bawahnya, ada tulisan kalau mau beli handphone ini saya jual lho,” kata Atta Halilintar.
Sebenarnya, Atta Halilintar bercita-cita bisa bekerja di salah satu perusahaan. Namun dunia content creator merubah hidupnya menjadi seperti sekarang.
“Aku yang dulu tadinya mau bekerja di perusahaan, sekarang aku malah bisa ngeluarin (uang) buat nge-gaji orang banyak,” kata Atta.
Atta Halilintar pun menyarankan kepada para pemula content creator. Bahwa tantangan yang dihadapi sangatlah lumayan berat. Namun, hal itu harus di jawab dengan semangat dan keyakinan yang tinggi.
“Ketika kamu sudah mempunyai orang yang follow, subscriber atau orang yang mengikuti karya-karya kamu, tantangan terberat adalah pressure dari mereka, di mana kita harus terus menyajikan konten buat mereka,” ujar Atta Halilintar.
Menurutnya, menjadi Youtuber memang dilematis. Terkadang, content yang disajikan tidak terlalu mendidik malah membuat pengunjung banyak menonton, justru sebaliknya, ketika membuat konten yang nilai pendidikannya tinggi, malah justru sepi penonton.
“Kadang-kadang kita bikin konten yang terlalu mendidik views-nya dikit, bikin konten-konten receh view-nya banyak, jadi memang susah sih bagaimana menggabungkan itu semua menjadi satu,” kata Atta Halilintar.(pkn/rd)
No Comments